Jumat, 27 Juli 2012

PARAMETER FISIK, BIOLOGI, KIMIAWI AIR


 PARAMETER FISIK, BIOLOGI, KIMIA AIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang:
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garam-garaman, dan bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka (Interface) ikan-air pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran bahan-bahan tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari membran tersebut, sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa tewas.
Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pembenihan ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran. Pembesaran ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan untuk menghasilkan benih yang siap ditebarkan di unit produksi pembesaran atau benih yang siap dijual. Hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan diatas berkaitan erat dengan studi penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa yaitu penelitian terhadap pengukuran parameter perairan. Mulai dari parameter fisik perairan, parameter kimia perairan, dan parameter biologis perikanan.
1).    Tujuan :
1.      Memahami dan mengetahui cara pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter fisik, kimia dan biologi
2.      Mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter fisik, kimia dan biologi
2).    Manfaat :
1.      Dapat melakukan pengukuran kualitas air di lingkungan perairan , yaitu parameter fisik  , kimia dan biologi
2.      Dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat yang digunakan pada  pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter fisik kimia dan biologi
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
2.1              Kualiatas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Dalam pengukuran  kualitas air ada beberapa hal yang harus diperhatikan  diantaranya adalah Parameter Fisik, parameter kimia, dan parameter biologis.
a.      Parameter fisik air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, bau, dan Warna.
b.      Parameter kimia air yaitu Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas.
c.       Parameter biologs air yaitu Plankton.
2.2              Parameter Fisik
a.      Suhu
Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmofer. Berdasarkan penyebarannya di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran secara horisontal  dan vertikal.air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi daripada udara. Artinya untuk naik 1oC, setiap satuan Volume air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak daripada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukan fluktuasi suhu air yang lebih besar daripada perairan yang dalam. Sedangkan organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi sushu yang rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi rendah maka perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat alam antara lain :
1.      Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan air.
2.      Angin, sebagai penggerak pemindahan massa air.
3.      Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan terdapat lapisan air yang bersuhu rendah akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan perairan.
Suhu air yang ideal bagii organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang tidak mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5oC). Pada perairan yang tergenang yag mempunyai  kedalaman minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan (strasifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolam air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari dua meter biasanya terjadi strasifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebiih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah strasifikasi suhu pada wadah budidaya ikan perlu iperhatikan dan harus menggunakan alat  bantu untuk pengukurannya.
Donald Ahrens,  Meteorology Today: An Introduction to Weather, Climate, and an Environment, Ninth edition. Thomson BrooksCole. New York. 2008.
b.      Kecerahan
Gusriana, 2012, Sentra Edukasi, Budidaya Ikan (Jilid 1) Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. 
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a.       Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b.      Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
c.       Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak)

c.       Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau diganti, agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang menyebabkan air pada kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. Material dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam Suwondo, 2005).

d.      Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah ini:
1.      Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut.
2.      Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di dalam tambak.
3.      Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.
hobiikan.blogspot.com/.../warna-air-tambak-kriteria-warna-air.html

2.3              Parameter Kimia
a.      DO (Disolved Oxigent)
Semua makhluk hidup untuk hidup sangat membutuhkan oksigen sebagai faktor penting bagi pernafasan. Ikan sebagai salah satu jenis organisme air juga membutuhkan oksigen agar proses metabolisme dalam tubuhnya berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan disebut dengan oksigen terlarut. Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dari difusi langsung dengan udara. Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per million). Air mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri, beberapa proses yang menyebabkan masuknya oksigen ke dalam air yaitu:
1)      Diffusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukannya, yang terjadi karena adanya gerakan molekul-molekul udara yang tidak berurutan karena terjadi benturan dengan molekul air sehingga O2 terikat didalam air.
2)      Diperairan umum, pemasukan oksigen ke dalam air terjadi karena air yang masuk sudah mengandung oksigen, kecuali itu dengan aliran air, mengakibatkan gerakan air yang mampu mendorong terjadinya proses difusi oksigen dari udara ke dalam air.
3)      Hujan yang jatuh,secara tidak langsung akan meningkatkan O2 di dalam air, pertama suhu air akan turun, sehingga kemampuan air mengikat oksigen meningkat, selanjutnya bila volume air bertambah dari gerakan air, akibat jatuhnya air hujan akan mampu meningkatkan O2 di dalam air.
4)      Proses Asimilasi tumbuhtumbuhan. Tanaman air yang seluruh batangnya ada didalam air di waktu siang akan melakukan proses asimilasi, dan akan menambah O2 didalam air. Sedangkan pada malam hari tanaman tersebut menggunakan O2 yang ada didalam air.

b.      Ph
pH Air - pH (singkatan dari “ puisance negatif de H “ ), yaitu logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air yang agak basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
pH Air Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka mineral dalam air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam kolam itu kemudian kita bubuhkan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dsb dengan cukup, tetapi kurang mengandung garam-garam bikarbonat yang dapat melepaskan kationnya, maka mineral-mineral yang mungkin terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk menciptakan lingkungan air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak terjadi pergoncangan pH air). Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat jawa (Tricogaster tericopterus ) dan ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9, untuk ikan lunjar kesan pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup pada pH 4-6, tapi pH idealnya 7,2.
Derajat keasaman pH Air suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH air asam tidak baik untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan akan rendah. Pada pH air netral sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya berkisar antara 7 – 8, sedangkan pada pH air basa juga tidak baik untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan dapat berakibat terhadap komunitas biologi perairan.

c.       Salinitas
salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.

2.4              Parameter Biologi
a.      Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan mikroskop).
2.      Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata netnya 0,03 - 0,04 mm).
3.      Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
1.      Limnoplankton (plankton air tawar/danau).
2.      Haliplankton (hidup dalam air asin)
3.      Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau)
4.      Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
5.      Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1       Waktu dan Tempat
            Praktikum Dasar Budidaya Perairan yaitu Pengukuran Kualitas Air (Parameter fisik, kimia, dan biologi) di Lokasi Budidaya Ikan, dilaksanakan pada Senin, 19 Maret 2012 , bertempat di Kolam Ikan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2       Pengamatan Lokasi Praktikum
Metode praktikum yang digunakan adalah pengamatan lansung kualitas air seperti suhu, kecerahan,warna dan bau sebagai parameter Fisik, Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas sebagai parameter Kimia,dan parameter biologi berupa pengamatan pada organisme didalamnya seperti  plankton.
3.3       Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang dipergunakan dalam pengukuran tiap parameter dalam praktikum ini antara lain :
Nama Alat
Bentuk
1.      Termometer  untuk pengukuran suhu


2.      Secci Disk untuk mengukur kecerahan



3.      DO Meter untuk mengukur oksigen terlarut

4.      pH meter untk mengukur pH air


5.      Refraktometer untuk mengukur salinitas air


6.      Planktonnet untuk mengambil sampel plankton


7.      Botol Sampel untuk mengambil sampel air untuk melihat warna dan bau air


3.4       Pengukuran Kualitas Air  langsung di lokasi praktikum
Adapun prosedur pengukuran kualitas air pada praktikum Budidaya Perairan yaitu :
Pada pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah thermometer. Thermometer tersebut di masukkan ke dalam perairan selama 3-5 menit. Setelah diketahui hasilnya, kemudian dicatat lansung tanpa menyentuh thermometer agar tidak mempengaruhi hasil yang didapatkan. Pengukuran dilakukan pada 3 stasiun atau tempat  yang berbeda.
Untuk pengukuran kecerahan alat yang digunakan adalah Secci Disk. Cara pengukurannya adalah secci disk dimasukkan kedalam perairan sampai pada titik hilang ( Tidak nampak ) kemudian diangkat secara perlahan-lahan sampai ditemukan tittik tampak serta diukur jarak keduanya. Pencatatan hasilnya dilakukan pada titik tidak tampak dan titik tampak serta diukur pada 3 stasiun atau tmpat yang  berbeda.
Pengukuran oksigen terlarut dengan menggunakan DO Meter. Sebelum dilakukan pengukuran, DO Meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan Aquades agar mendapatkan hasil yang akurat. DO Meter dimasukkan kedalam air dan dibiarkan selama 3-5 menit agar hasil dimonitor stabil. Pengukuran juga dilakukan pada 3 stasiun atau tempat yang berbeda.
Pengukuran pH dngan menggunakan pH meter yang dimasukkan kedalam perairan selama beberapa menit sampai pH meter meunjukkan atau berhenti pada angka tertentu. Pengukuran juga dilakukan pada 3 tempat  yang berbeda.
Pengukuran salinitas air yaitu menggunakan Refraktometer, sebelumya sampel air diambil dengan menggunakan Pipet tetes, lalu di tetesi pada Refraktometer. Kemudian dilihat berapa  jumlah garam-garam (dalam gram) di dalam tiap 1000 gram air sampel yang dinyatakan dalam promil.
Untuk pengambilan sampel plankton alat yang digunakan adalah Planktonnet. Air yang diambil ditampung dalam jaring planktonet agar plankton dapat diambil sampelnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan Kualitas Air
pengukuran
suhu
pH
DO
Kecerahan
Plankton
Salinitas
Warna
Bau
1
27°C
8,8
11,3 mg/l
25 cm
Ada
0  ppm
Kecoklatan/kehijauan
Lumpur
2
27°C
8.7
11,0mg/l
25 cm
Ada
0 pmm
Kecoklatan/kehijauan
Lumpur
3
27°C
8,7
9,4
mg/l
25 cm
Ada
0 pmm
Kecoklatan/kehijauan
Lumpur

4.2 Pembahasan
4.2.1 Parameter Fisik Perairan
Dalam Lingkunngan budidaya ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satuunya adalah Parameter Fisik Air yaitu :
a.    Suhu
b.    Kecerahan
c.    Bau
d.   Warna
a)      Suhu Air
Suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25 C - 32 C. Kisaran suhu tersebut biasanya berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air maka kelarutan oksigen akan berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan 10 C suhu perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme akuatik itu berkurang.
Anonim.2012.http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengaruh-suhu-air-pada-mahluk-hidup_09.html
Suhu air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 C) . Pada perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1.      lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu relatif kecil (dari 32 C menjadi 28 C).
2.      Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C ).
3.      Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang vertikal.

Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan aerator/blower/ kincir air.
Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan selama berlangsung kegiatan budidaya. Respon tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhftcsKuxOIjB8NgEm6H0hTfy6Exwb_A4rLkHn6j195vMx4a1GjkdcL23ARArq5ZRlE0RHGNzyIwC00fSlism-9yUcKwkV872PUy7nOkzHnUPvm6R5JWZHpHqtnBOu8LV1848IQmMwyLYw/s400/Pengaruh+suhu+air+terhadap+konsumsi+pakan+ikan.jpg
 









            Jika dikaitkan pada hasil Pengamatan, suhu yang terdapat pada Kolam penelitian yaitu sekitar 270C. suhu ini sangat mendukung dalam keberlangsungan ikan-ikan yang akan dibudidayakan. Biasanya suhu ini terdapat pada kawasan tropis di Indonesia. Dengan memperhatikan Suhu pada Kegiatan Budidaya kita dapat memperoleh hasil yang baik, dan maksimal, dan kemudian Ikan yang akan dibudidaya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
b)      Kecerahan Air
            Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman didalam air,. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi didalam air.
            Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. 
            Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air.
            Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a.       Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)J
b.      asad-jasad renik yang merupakan plankton.
c.       Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak).
Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi tetap terdapat plankton. Air yang sangat keruh tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan, karena air yang keruh dapat menyebabkan :
a.       Rendahnya kemampuan daya ikat oksigen.
b.      Berkurangnya batas pandang ikan.
c.       Selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah.
d.      Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikelpartikel lumpur.
Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang terdapat dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak terlalu keruh. Alasan mengapa Air dilokasi penelitian dikatakan baik adalah, ditinjau dari insnsitas cahaya yang masuk yang akan mempengaruhi plankton ataupun zoplankton, sehingganya air tetap pada kadar kesuburan. Itinjau dari keecerahan yang ada air pada lokasi penelitian pada kolam tidak terlalu jernih dah tidak terlalu keruuh maka hal tersebut berkaitan dengan adanya oksigen yang akan masuk didalam air bagi keberlangsungan organisme budidaya.
c)      Bau Air
Dalam lingkungan budidaya kadar bau juga sangat mempengaruhi tingkat tumbuh dan berkembangnya ikan, namun bau juga dapat menghambat keberlangsungan pertumbuhan ikan itu sendiri. Tidak hanya mahluk hidup yang hiidup didarat saja yang membutuhkan kenyamanan, Organisme air (ikan) juga membutuhkan. Bau air dapat membuat organisme yang berada didalamnya akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika memang bau air tersebut cocok pada organisme yang bersangkutan. 
d)     Warna Air
Warna air biasanya disebut juga Kekeruhan. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan anorganik baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik seperti plankton dan mikroorganisme lainnya. Warna air juga dapat menunjukan adanya pakan organik bagi organisme yang ada diperairan tersebut. Dalam lokasi budidaya ikan yang telah diamati menunjukan bahwa air tersebut  memang benar memiliki plankton (pakan organik ikan) dan hal ni menunjukan bahwa ketersediaan air dengan warna yang ada dapat mendukung pertumbuhan organisme budidaya(ikan).

4.2.2 Parameter Kimia Perairan
a.       Okisigen terlarut
b.      pH
c.       Salinitas
a)      Oksigen Terlarut
Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1o C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%. Untuk mempertahankan hidupnya, maka makhluk hidup yang tinggal di air baik tanaman maupun hewan tergantung pada kadar oksigen terlarut. Oksigen berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman tergantung pada pencampuran (miksin) dan prgerakan (turbulensi) massa air, aktifitas fotosintesis respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Di perairan air tawar, kadar oksigen terlarut antara 15 mg/l pada suhu 0º C dan 8 mg/l pada suhu 25ºC.
Oksigen sangatlah diperlukan bagi ekosistem yang dibudidayakan. Adanya oksigen sangatlah berpengaruh pada tingkat ketahanan Ekosistem (ikan) itu sendiri untuk bisa mempertahankan hidup. Kadar oksigen terlarut dalam suatu wadah budidaya ikan sebaiknya berkisar antara 7-9 ppm. Konsentrasi oksigen terlarut ini sangat menentukan dalam aquakultur. Kadar osigen terlarut dalam wadah budidaya ikan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasi atau dengan menggunakan alat yang disebut dengan DO meter (dissolved oxygen). Jika dibandingkan dengan oxigen yang berada didalam
b)      pH
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000 teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan basa. Kondisi perairan yang ebersifat sangat asam atau basa akan membahayakan kelangsungan hidup organism karna akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah yang akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai pH suatu ekosistem air dapat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Dikaitkan dengan pH yang ada pada lokasi Penelitian maka pH yang ditunjukan sangat cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan dibudidayakan.
c)      Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur Salinitas Air ). Satuan untuk pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt ( Salinitas air Tawar ), perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt ( Salinitas air Payau ) dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. ( Salinitas air Laut ).
4.2. 3 Parameter Biologis
Fitoplakton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan. Dalam artian indikator kesuburan perairan dapat dilihat dari kelimpahan fotiplankton dalam jumlah yang tidak berlebih. Adanya Plankton atau biasa disebut juga pakan organik bagi organime budidaya yang ada dalam Air. Sehingga Ikan tidak bergantung pada makanan yang akan diberikan. Hal tersebut juga sangat berpengaruh pada tingkat kesuburan air dan tingkat pertumbuhan ikan yang dibudidaya
BAB V
PENUTUP
5.1       Kesimpulan:
Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah,  parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan parameter Biologis air semua hal yang bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat dengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan Organisme budidaya yang dikelola akan memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baik sehingga Pengelola akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, DO, pH, Kecerahan,salinitas, plankton, warna serta bau, itu sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk dapat melakukan aktivitas budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam keadaan baik artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme didalamnya.
5.2       Saran:
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak lepas dari kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan laporan praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://airlanggastudyclub.com/menganalisis-kualitas-air-suatu-kolam-atau-tambak-part-1/
http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/- limnologi.html
LAMPIRAN


















 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang:
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garam-garaman, dan bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka (Interface) ikan-air pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran bahan-bahan tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari membran tersebut, sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa tewas.
Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pembenihan ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran. Pembesaran ikan adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan untuk menghasilkan benih yang siap ditebarkan di unit produksi pembesaran atau benih yang siap dijual. Hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan diatas berkaitan erat dengan studi penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa yaitu penelitian terhadap pengukuran parameter perairan. Mulai dari parameter fisik perairan, parameter kimia perairan, dan parameter biologis perikanan.
1).    Tujuan :
1.      Memahami dan mengetahui cara pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter fisik, kimia dan biologi
2.      Mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter fisik, kimia dan biologi
2).    Manfaat :
1.      Dapat melakukan pengukuran kualitas air di lingkungan perairan , yaitu parameter fisik  , kimia dan biologi
2.      Dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat yang digunakan pada  pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter fisik kimia dan biologi
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
2.1              Kualiatas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Dalam pengukuran  kualitas air ada beberapa hal yang harus diperhatikan  diantaranya adalah Parameter Fisik, parameter kimia, dan parameter biologis.
a.      Parameter fisik air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, bau, dan Warna.
b.      Parameter kimia air yaitu Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas.
c.       Parameter biologs air yaitu Plankton.
2.2              Parameter Fisik
a.      Suhu
Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmofer. Berdasarkan penyebarannya di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebaran secara horisontal  dan vertikal.air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi daripada udara. Artinya untuk naik 1oC, setiap satuan Volume air memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak daripada udara. Pada perairan dangkal akan menunjukan fluktuasi suhu air yang lebih besar daripada perairan yang dalam. Sedangkan organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi sushu yang rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi rendah maka perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat alam antara lain :
1.      Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan air.
2.      Angin, sebagai penggerak pemindahan massa air.
3.      Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan terdapat lapisan air yang bersuhu rendah akan turun mendesak lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan perairan.
Suhu air yang ideal bagii organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang tidak mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5oC). Pada perairan yang tergenang yag mempunyai  kedalaman minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan (strasifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolam air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari dua meter biasanya terjadi strasifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebiih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah strasifikasi suhu pada wadah budidaya ikan perlu iperhatikan dan harus menggunakan alat  bantu untuk pengukurannya.
Donald Ahrens,  Meteorology Today: An Introduction to Weather, Climate, and an Environment, Ninth edition. Thomson BrooksCole. New York. 2008.
b.      Kecerahan
Gusriana, 2012, Sentra Edukasi, Budidaya Ikan (Jilid 1) Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. 
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a.       Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b.      Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
c.       Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak)

c.       Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau diganti, agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang menyebabkan air pada kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. Material dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam Suwondo, 2005).

d.      Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah ini:
1.      Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut.
2.      Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae. Jenis plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di dalam tambak.
3.      Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.
hobiikan.blogspot.com/.../warna-air-tambak-kriteria-warna-air.html

2.3              Parameter Kimia
a.      DO (Disolved Oxigent)
Semua makhluk hidup untuk hidup sangat membutuhkan oksigen sebagai faktor penting bagi pernafasan. Ikan sebagai salah satu jenis organisme air juga membutuhkan oksigen agar proses metabolisme dalam tubuhnya berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan disebut dengan oksigen terlarut. Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dari difusi langsung dengan udara. Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per million). Air mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri, beberapa proses yang menyebabkan masuknya oksigen ke dalam air yaitu:
1)      Diffusi oksigen dari udara ke dalam air melalui permukannya, yang terjadi karena adanya gerakan molekul-molekul udara yang tidak berurutan karena terjadi benturan dengan molekul air sehingga O2 terikat didalam air.
2)      Diperairan umum, pemasukan oksigen ke dalam air terjadi karena air yang masuk sudah mengandung oksigen, kecuali itu dengan aliran air, mengakibatkan gerakan air yang mampu mendorong terjadinya proses difusi oksigen dari udara ke dalam air.
3)      Hujan yang jatuh,secara tidak langsung akan meningkatkan O2 di dalam air, pertama suhu air akan turun, sehingga kemampuan air mengikat oksigen meningkat, selanjutnya bila volume air bertambah dari gerakan air, akibat jatuhnya air hujan akan mampu meningkatkan O2 di dalam air.
4)      Proses Asimilasi tumbuhtumbuhan. Tanaman air yang seluruh batangnya ada didalam air di waktu siang akan melakukan proses asimilasi, dan akan menambah O2 didalam air. Sedangkan pada malam hari tanaman tersebut menggunakan O2 yang ada didalam air.

b.      Ph
pH Air - pH (singkatan dari “ puisance negatif de H “ ), yaitu logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air yang agak basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
pH Air Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka mineral dalam air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam kolam itu kemudian kita bubuhkan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dsb dengan cukup, tetapi kurang mengandung garam-garam bikarbonat yang dapat melepaskan kationnya, maka mineral-mineral yang mungkin terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk menciptakan lingkungan air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak terjadi pergoncangan pH air). Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat jawa (Tricogaster tericopterus ) dan ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9, untuk ikan lunjar kesan pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup pada pH 4-6, tapi pH idealnya 7,2.
Derajat keasaman pH Air suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH air asam tidak baik untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan akan rendah. Pada pH air netral sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya berkisar antara 7 – 8, sedangkan pada pH air basa juga tidak baik untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan dapat berakibat terhadap komunitas biologi perairan.

c.       Salinitas
salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.

2.4              Parameter Biologi
a.      Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan mikroskop).
2.      Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata netnya 0,03 - 0,04 mm).
3.      Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net diatas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
1.      Limnoplankton (plankton air tawar/danau).
2.      Haliplankton (hidup dalam air asin)
3.      Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau)
4.      Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
5.      Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1       Waktu dan Tempat
            Praktikum Dasar Budidaya Perairan yaitu Pengukuran Kualitas Air (Parameter fisik, kimia, dan biologi) di Lokasi Budidaya Ikan, dilaksanakan pada Senin, 19 Maret 2012 , bertempat di Kolam Ikan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.
3.2       Pengamatan Lokasi Praktikum
Metode praktikum yang digunakan adalah pengamatan lansung kualitas air seperti suhu, kecerahan,warna dan bau sebagai parameter Fisik, Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas sebagai parameter Kimia,dan parameter biologi berupa pengamatan pada organisme didalamnya seperti  plankton.
3.3       Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang dipergunakan dalam pengukuran tiap parameter dalam praktikum ini antara lain :
Nama Alat
Bentuk
1.      Termometer  untuk pengukuran suhu


2.      Secci Disk untuk mengukur kecerahan



3.      DO Meter untuk mengukur oksigen terlarut

4.      pH meter untk mengukur pH air


5.      Refraktometer untuk mengukur salinitas air


6.      Planktonnet untuk mengambil sampel plankton


7.      Botol Sampel untuk mengambil sampel air untuk melihat warna dan bau air


3.4       Pengukuran Kualitas Air  langsung di lokasi praktikum
Adapun prosedur pengukuran kualitas air pada praktikum Budidaya Perairan yaitu :
Pada pengukuran suhu, alat yang digunakan adalah thermometer. Thermometer tersebut di masukkan ke dalam perairan selama 3-5 menit. Setelah diketahui hasilnya, kemudian dicatat lansung tanpa menyentuh thermometer agar tidak mempengaruhi hasil yang didapatkan. Pengukuran dilakukan pada 3 stasiun atau tempat  yang berbeda.
Untuk pengukuran kecerahan alat yang digunakan adalah Secci Disk. Cara pengukurannya adalah secci disk dimasukkan kedalam perairan sampai pada titik hilang ( Tidak nampak ) kemudian diangkat secara perlahan-lahan sampai ditemukan tittik tampak serta diukur jarak keduanya. Pencatatan hasilnya dilakukan pada titik tidak tampak dan titik tampak serta diukur pada 3 stasiun atau tmpat yang  berbeda.
Pengukuran oksigen terlarut dengan menggunakan DO Meter. Sebelum dilakukan pengukuran, DO Meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan Aquades agar mendapatkan hasil yang akurat. DO Meter dimasukkan kedalam air dan dibiarkan selama 3-5 menit agar hasil dimonitor stabil. Pengukuran juga dilakukan pada 3 stasiun atau tempat yang berbeda.
Pengukuran pH dngan menggunakan pH meter yang dimasukkan kedalam perairan selama beberapa menit sampai pH meter meunjukkan atau berhenti pada angka tertentu. Pengukuran juga dilakukan pada 3 tempat  yang berbeda.
Pengukuran salinitas air yaitu menggunakan Refraktometer, sebelumya sampel air diambil dengan menggunakan Pipet tetes, lalu di tetesi pada Refraktometer. Kemudian dilihat berapa  jumlah garam-garam (dalam gram) di dalam tiap 1000 gram air sampel yang dinyatakan dalam promil.
Untuk pengambilan sampel plankton alat yang digunakan adalah Planktonnet. Air yang diambil ditampung dalam jaring planktonet agar plankton dapat diambil sampelnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan Kualitas Air
pengukuran
suhu
pH
DO
Kecerahan
Plankton
Salinitas
Warna
Bau
1
27°C
8,8
11,3 mg/l
25 cm
Ada
0  ppm
Kecoklatan/kehijauan
Lumpur
2
27°C
8.7
11,0mg/l
25 cm
Ada
0 pmm
Kecoklatan/kehijauan
Lumpur
3
27°C
8,7
9,4
mg/l
25 cm
Ada
0 pmm
Kecoklatan/kehijauan
Lumpur

4.2 Pembahasan
4.2.1 Parameter Fisik Perairan
Dalam Lingkunngan budidaya ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satuunya adalah Parameter Fisik Air yaitu :
a.    Suhu
b.    Kecerahan
c.    Bau
d.   Warna
a)      Suhu Air
Suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25 C - 32 C. Kisaran suhu tersebut biasanya berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air maka kelarutan oksigen akan berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa peningkatan 10 C suhu perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme akuatik itu berkurang.
Anonim.2012.http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengaruh-suhu-air-pada-mahluk-hidup_09.html
Suhu air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 C) . Pada perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1.      lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu relatif kecil (dari 32 C menjadi 28 C).
2.      Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C ).
3.      Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang vertikal.

Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan aerator/blower/ kincir air.
Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan selama berlangsung kegiatan budidaya. Respon tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhftcsKuxOIjB8NgEm6H0hTfy6Exwb_A4rLkHn6j195vMx4a1GjkdcL23ARArq5ZRlE0RHGNzyIwC00fSlism-9yUcKwkV872PUy7nOkzHnUPvm6R5JWZHpHqtnBOu8LV1848IQmMwyLYw/s400/Pengaruh+suhu+air+terhadap+konsumsi+pakan+ikan.jpg
 









            Jika dikaitkan pada hasil Pengamatan, suhu yang terdapat pada Kolam penelitian yaitu sekitar 270C. suhu ini sangat mendukung dalam keberlangsungan ikan-ikan yang akan dibudidayakan. Biasanya suhu ini terdapat pada kawasan tropis di Indonesia. Dengan memperhatikan Suhu pada Kegiatan Budidaya kita dapat memperoleh hasil yang baik, dan maksimal, dan kemudian Ikan yang akan dibudidaya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
b)      Kecerahan Air
            Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari. Cahaya matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman didalam air,. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi didalam air.
            Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. 
            Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air.
            Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a.       Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)J
b.      asad-jasad renik yang merupakan plankton.
c.       Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak).
Air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi tetap terdapat plankton. Air yang sangat keruh tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan, karena air yang keruh dapat menyebabkan :
a.       Rendahnya kemampuan daya ikat oksigen.
b.      Berkurangnya batas pandang ikan.
c.       Selera makan ikan berkurang, sehingga efisiensi pakan rendah.
d.      Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh partikelpartikel lumpur.
Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang terdapat dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak terlalu keruh. Alasan mengapa Air dilokasi penelitian dikatakan baik adalah, ditinjau dari insnsitas cahaya yang masuk yang akan mempengaruhi plankton ataupun zoplankton, sehingganya air tetap pada kadar kesuburan. Itinjau dari keecerahan yang ada air pada lokasi penelitian pada kolam tidak terlalu jernih dah tidak terlalu keruuh maka hal tersebut berkaitan dengan adanya oksigen yang akan masuk didalam air bagi keberlangsungan organisme budidaya.
c)      Bau Air
Dalam lingkungan budidaya kadar bau juga sangat mempengaruhi tingkat tumbuh dan berkembangnya ikan, namun bau juga dapat menghambat keberlangsungan pertumbuhan ikan itu sendiri. Tidak hanya mahluk hidup yang hiidup didarat saja yang membutuhkan kenyamanan, Organisme air (ikan) juga membutuhkan. Bau air dapat membuat organisme yang berada didalamnya akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika memang bau air tersebut cocok pada organisme yang bersangkutan. 
d)     Warna Air
Warna air biasanya disebut juga Kekeruhan. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan anorganik baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik seperti plankton dan mikroorganisme lainnya. Warna air juga dapat menunjukan adanya pakan organik bagi organisme yang ada diperairan tersebut. Dalam lokasi budidaya ikan yang telah diamati menunjukan bahwa air tersebut  memang benar memiliki plankton (pakan organik ikan) dan hal ni menunjukan bahwa ketersediaan air dengan warna yang ada dapat mendukung pertumbuhan organisme budidaya(ikan).

4.2.2 Parameter Kimia Perairan
a.       Okisigen terlarut
b.      pH
c.       Salinitas
a)      Oksigen Terlarut
Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1o C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10%. Untuk mempertahankan hidupnya, maka makhluk hidup yang tinggal di air baik tanaman maupun hewan tergantung pada kadar oksigen terlarut. Oksigen berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman tergantung pada pencampuran (miksin) dan prgerakan (turbulensi) massa air, aktifitas fotosintesis respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Di perairan air tawar, kadar oksigen terlarut antara 15 mg/l pada suhu 0º C dan 8 mg/l pada suhu 25ºC.
Oksigen sangatlah diperlukan bagi ekosistem yang dibudidayakan. Adanya oksigen sangatlah berpengaruh pada tingkat ketahanan Ekosistem (ikan) itu sendiri untuk bisa mempertahankan hidup. Kadar oksigen terlarut dalam suatu wadah budidaya ikan sebaiknya berkisar antara 7-9 ppm. Konsentrasi oksigen terlarut ini sangat menentukan dalam aquakultur. Kadar osigen terlarut dalam wadah budidaya ikan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasi atau dengan menggunakan alat yang disebut dengan DO meter (dissolved oxygen). Jika dibandingkan dengan oxigen yang berada didalam
b)      pH
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000 teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan basa. Kondisi perairan yang ebersifat sangat asam atau basa akan membahayakan kelangsungan hidup organism karna akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah yang akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai pH suatu ekosistem air dapat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Dikaitkan dengan pH yang ada pada lokasi Penelitian maka pH yang ditunjukan sangat cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan dibudidayakan.
c)      Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur Salinitas Air ). Satuan untuk pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt ( Salinitas air Tawar ), perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt ( Salinitas air Payau ) dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. ( Salinitas air Laut ).
4.2. 3 Parameter Biologis
Fitoplakton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan. Dalam artian indikator kesuburan perairan dapat dilihat dari kelimpahan fotiplankton dalam jumlah yang tidak berlebih. Adanya Plankton atau biasa disebut juga pakan organik bagi organime budidaya yang ada dalam Air. Sehingga Ikan tidak bergantung pada makanan yang akan diberikan. Hal tersebut juga sangat berpengaruh pada tingkat kesuburan air dan tingkat pertumbuhan ikan yang dibudidaya
BAB V
PENUTUP
5.1       Kesimpulan:
Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah,  parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan parameter Biologis air semua hal yang bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat dengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan Organisme budidaya yang dikelola akan memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baik sehingga Pengelola akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, DO, pH, Kecerahan,salinitas, plankton, warna serta bau, itu sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk dapat melakukan aktivitas budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam keadaan baik artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme didalamnya.
5.2       Saran:
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak lepas dari kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan laporan praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://airlanggastudyclub.com/menganalisis-kualitas-air-suatu-kolam-atau-tambak-part-1/
http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/- limnologi.html
LAMPIRAN


















 


3 komentar: